Kopi Darat Tanpa Kopi

Berawal dari Blog ini, ada seorang nona yang mengirimkan pesan ke surat elektronik penulis. Obrolan kami seputar kehidupan di Jerman berlanjut di Whatsapp. Nona ini ingin memperpanjang masa tinggalnya di Jerman sebagai seorang FSJ-lerin.




Semua berjalan normal seperti yang sudah penulis  alami. Maksudnya, sudah beberapa orang yang kenalan lewat Blog kemudian berlanjut di percakapan lewat jejaring pesan atau lewat telepon. Biasanya, kami pun merencanakan untuk kopi darat, tetapi hanya berakhir sebagai sebuah rencana, hehehe. Malahan kenalan-kenalan ini ketemuannya dengan kawan penulis. Mereka ini penulis makcomblangkan dengan para kawan yang tinggalnya di Kota yang sama dengan kenalan di Blog. Lalu mereka pun bertemu dan bisa jalan-jalan bareng. Asiknya!



Oke lanjut........


Hubungan via Whatsapp dengan nona yang tinggal di Ausburg pun berjalan biasa, tidak intens setiap hari. Ya wajar sajalah. Suatu hari penulis membaca sebuah lowongan FSJ di Berlin, lalu penulis pun teringat kepada nona ini. “Nona, kau sudah dapat tempat FSJ belum? Ini ada berita baru, jika kau masih mencari!” sapa penulis via whatsapp.

Awalnya nona ini ingin di Berlin, tetapi seiring berjalannya waktu ia pun menemukan tempat lain yang sesuai dengan hatinya. Syukurlah, ia sudah diterima didekat domisilinya yang sekarang. Selamat ya, semoga bermanfaat nona!

Kisah berlanjut..

Dari obrolan itu, si nona  berencana ingin liburan ke Tempat penulis. Kebetulan sekali, penulis sedang cuti panjang. Awalnya, penulis berpikir rencana ini akan tetap menjadi sebuah rencana, tetapi kehendak Tuhan berkata lain.

Nona yang baru 4 bulan di Jerman ini begitu gesit dalam eksekusi rencana. “Aku pesan tiket tanggal 25 dan 27 ya?” Kabarnya pada penulis. Tidak lama setelah itu, ia mengirim bukti tiketnya lewat gambar.

Ketemu

Sebetulnya di Jerman, penulis pernah kopi darat dengan seorang Blogger Indonesia di Jerman. She is mbak Lina. Ini ni ceritanya Kopi Darat, sampai sekarang, kami masih berkabar dan sempat ketemu lagi sewaktu lebaran di Frankfurt 2015 ini.

“Fitri keretaku telat!” tulis nona ini. Penulis pun menanggapi dengan berangkat agak siang. Penulis  menunggunya beberapa saat di Stasiun Mainz. Tik tok tik tok.. hari itu (25/7) beberapa kereta mengalami keterlambatan dan masalah, penulis pun harus menunggu lagi beberapa menit di Dalam riuhnya suasana stasiun.

Akhirnya, kereta nona ini datang. Bergegaslah penulis menuju ke trek tempat  turun. Tak sengaja, penulis melihat nona berwajah khas Asia sedang berjalan sembari menatap Smartphone-nya.Sepertinya ia sedang menunggu pesan balasan dari orang lain.





“Hey... Azalia ya?” Sapa penulis pada nona tsb. “Iya, Fitri Kan?”

Kopi Darat Tanpa Kopi

Kami pun berkenalan, maklumlah ini kan pertemuan pertama kami. Ternyata, Azalia yang asli Bandung ini cerewet sekali hehehe beda atuh sama bayangan penulis. Kirain mah nona ini pendiam begituh... :D
Logat Sundanya begitu kental, makanya penulis jadi ketularan ngomong atuh..atuh gitu lah. Eh... taunya, Ibunya dia asli Solo dan kami sempat berbincang ngagem basa Jawi lewat whatsapp Azalia. Hihihi lucu..




Tidak sempat duduk untuk sekedar minum kopi atau makan berat, kami yang selesai berdandan di Kamar Mandi dan menitipkan barang bawaan di Loker stasiun melanjutkan rencana pertama kami yaitu, jalan-jajan di Frankfurt.

Ngapain aja ya?

Sambil menyelam minum air
Sambil ketemuan, nona Azalia keliling 4 Kota.
Yah, supaya ketemuannya bermanfaat kami pun mengagendakan waktu lebih untuk jalan-jalan.





Dimana?

Frankfurt, Ingelheim (Kota tempat tinggal penulis), Mainz dan Wiesbaden.

Di Frankfurt, fokus utama nona yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman ini adalah belanja. Hehehe, penulis pun juga akhirnya tergoda sedikit. Oyaaa, jalan-jalan juga menjadi agenda wajib kok.

Di Ingelheim, kami mengunjungi Hafenfest di Tepian Sungai Rhein.

Di Wiesbaden dan Mainz cukup City Tour.




Cuma itu?

Tidak donk ada banyak hal yang membumbui kisah kami.
Yang lucu adalah ketika pulang ke Ausburg, si nona salah naek kereta IC. Sampai di Mannheim dengan waktu yang terbatas, dia bisa naek kereta yang seharusnya. Ehh, sumpah penulis deg deg an sekali itu.



Kesan-Pesan




Penulis seneng karena ada yang baca Blog ini dan akhirnya bisa kopi darat.
Azalia-nya ramah. Buat Nona ini : Makasih ya udah mau mengunjungi penulis dan membawa beng-beng manis semanis senyummu. WOAKAKAKAKK!Terimakasih, karena dengan hal itu liburan panjang penulis jadi agak beda. Hihihihih.




Untuk kalian yang sedang membaca, semoga kita suatu hari bisa kopi darat yaaa!



Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Kopi Darat Tanpa Kopi"

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D