Rasanya Naik Kursi Roda
Aktivitas seminar (19-23/1/2015)
kemarin menyisakan kenangan manis. Yang paling bikin seneng adalah jelajah kota
Wiesbaden, Jerman, dengan cara yang berbeda. Gak Cuma naik bis, jalan kaki dan bareng
temen tapi juga menikmati kota, merasakan sisi kemanusiaan dengan naik kursi
roda.
Jadi peserta seminar dibagi
menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok berisi 3 orang. Semua kelompok
dijatah satu kursi roda dan beberapa lembar selimut yang digunakan sebagai
penutup atau bisa juga disebut pelindung buat kaki.
Peserta diberi kesempatan selama
2 jam untuk merasakan menjadi manusia yang mau tak mau butuh kursi roda.
Penggunaan kursi roda sendiri biasanya dipakai untuk orang yang mengalami
kecelakaan atau kecacatan.
Kami dilepas di Pusat Kota. Masuk
ke pusat perbelanjaan, menkmati suasana kota tua dan naik bus. Oya, kebetulan
hari itu (22/1) Penulis sekelompok dengan Angi dan Irish. Kami sepakat untuk
gantian naek kursi roda.
Pertama, Angi duluan yang dapat
kesempatan. Penulis dan Irish bertindak sebagai pengawas dan pengiring yang
mendorong Angi. Oya, bedewe di Jerman menurut penulis merupakan Negara yang
memberikan fasilitas yang baik pada mereka orang-orang berkebutuhan khusus.
Orang-orang berkubutuhan Khusus
ini memiliki kesempatan yang sama dengan
orang-orang yang bukan berkebutuhan khusus. Contoh yang bisa langsung dilihat
adalah, adanya akses transportasi untuk mereka. Di setiap bus/kereta disediakan
tempat khusus orang berkebutuhan khusus termasuk yang menggunakan kursi roda.
Untuk urusan toilet, pun ada khusus
untuk mereka. Biasanya ada lambang seperti ini. Di dalam kendaraan juga
biasanya ada lambang kayak gitu.
Penulis beberapa kali juga
melihat, orang-orang yang naik kursi roda dan berkebutuhan khusus ini wira-wiri
di Jalan bahkan milih-milih busana di Pusat perbelanjaan. Menurut penulis, ini
tidak banyak ditemui kala penulis di Indonesia.
Di ruangan publik pun, mereka tetap
bisa menikmati selayaknya orang-orang non berkebutuhan khusus. Walaupun ya,
teman-teman seminar penulis yang hampir semuanya Jerman berpendapat bahwa
kadang masih ditemui ketidak ramahan untuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Apa contohnya? Tidak semua pusat
perbelanjaan atau yang lain menyediakan LIFT untuk akses naik turun ke Lantai
atas atau bawah. Susah juga kan kalo orang yang menggunakan kursi roda harus
melewati tangga? Bahaya.
Oya, untuk naik bus para pengguna
kursi roda tidak perlu diangkar-angkat. Karena kebanyakan bus menyediakan “jembatan
kecil” yang bisa mempermudah mereka. Biasanya para sopir akan membantu menarik
jembatan ini.
Itu ditarik |
Demikian juga di
Terminal-terminal yang ada di Jerman. Pengguna kursi roda tetap bisa berpergian
dari Terminal. Belum semuanya sih,
bahkan kata peserta lain, tersebutlah di sebuah stasiun kecil belum ada
fasilitas yang memadai. Ia bilang, pengguna kursi roda di Daerah tersebut yang
ingin naik kereta/bus dari stasiun kecil itu harus mengabari 3 hari sebelum
keberangkatan supaya pada hari “H” akan ada petugas khusus yang membantunya.
Oya, kebetulan penulis sendiri
kebagian jatah kedua. Penulis mengusulkan untuk nyoba naek bus. Bdw, Cuma kelompok
penulis yang naek bus lo hahaha. Nah, perasaan penulis saat naik kursi roda
enak ga enak. Enak kalo didorong. Ga enaknya kalo harus sendiri, capek.
heheheh |
Beberapa kali orang banyak yang
menatap iba gitu. Tapi, banyak juga yang nolong. Seperti saat masuk pusat
perbelanjaan, orang lain mbukain pintunya. Oyaaa, sewaktu akan naik bus,
supirnya yang dari kejauhan kayaknya udah ngeliat ada penumpang berkursi roda
segera turun untuk menarik “jembatan kecil”. Di dalam bis, orang-orang juga
tahu diri untuk memberi tempat pada penulis.
Tidak ada hambatan berarti yang
dialami penulis. Mungkin karena ada irish dan Angi juga sih. Hehehe. Setelah
penulis giliran Angi yang njajal. Penulis mengamati beberapa orang yang
tiba-tiba ngelihat aneh ke dia waktu dia ngerokok di atas kursi roda.
Selebihnya kebanyakan orang-orang pada biasa.
Pengalaman unik, waktu Angi di atas kursi roda dan di dalam lift bareng anak kecil yang bener-bener berkebutuhan khusus dan naik korsa roda. Saling liat-liatan gitu.
Selesai menjelajah, ada perasaan
puas dalam diri penulis. Puas karena tidak banyak menemui hambatan (mungkin
karena Cuma 2 jam), puas serta bersyukur tidak harus menggunakan kursi roda dan
puas karena jalan kaki itu sehat dan nikmat.
0 Response to "Rasanya Naik Kursi Roda"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D