Belajar Karena PPG

Tahun ini, saya dan beberapa teman di Sekolah (lama) lolos administrasi Program Profesi Guru (PPG). Waktu itu dalam mengurus administrasi kami sempat ngakak-ngakak, karena harus scan banyak data terutama Surat Keputusan (SK) Mengajar 4 Semester. Karena kami mau dapat hasil pindai terbaik, yasudah kami taruhlah di tukang foto copy terpercaya di Tempat kami. Hitung-hitung bentuk ihktiar kami. Administrasi itu bagian dari seleksi dan penting, jadi jangan disepelekan. Diorganisir yang rapi ya dokumennnya, jangan kayak saya...:D jujur, ada satu file yang hilang, karena tahun berapa itu saya sukanya ngeyel. Alhasil, saya minta arsipnya di Tata Usaha (TU). Untung masih punya.

Pada akhir Mei, kami pun melanjutkan untuk seleksi akademik. Waktu belajarnya lumayan, tapi kenapa ya waktu itu pokoknya banyak kegiatan. Setiap hari saya usahakan belajar walau hanya membaca satu teks bahasa Jerman. Memang berat untuk fokus, tapi saya agak terbantu karena pembelajaran  di Kelas belum full PTM, ada yang masih daring dan juga luring.

Singkat cerita, saya seleksi akademik pada 27 Mei 2022 dan tesnya full daring. Membutuhkan 1 smartphone untuk melihat aktivitas saya saat mengerjakan tes dan 1 laptop yang dilengkapi kamera untuk pengerjaannya. Ada 20 orang lebih dalam satu grup bahasa Jerman dan 1 pengawas yang ketat. Dibutuhkan jaringan stabil agar pengerjaan berjalan lancar. Bagaimana bentuk soalnya? Pilihan ganda dan susah-susah gampang. Ada sekitar 120 soal sepertinya.


PPG Jerman Daljab Kategori 2
hihihihi


Persiapan penting yang dibutuhkan :

  1. Belajar disesuaikan dengan diri kita.
  2. Mencari informasi mengenai ujian
  3. Menyiapkan perangkat serta internet yang stabil (Untuk hal ini kami di Sekolah menggunakan laptop dari Sekolah yang bagus. Hal ini bertujuan jika tiba-tiba mati listrik kami tetap hidup). Beneran lho, ternyata saat ujian berlangsung ada yang baterainya tinggal sedikit dan mati lampu.
Kuotanya gimana? Untuk jaringan saya pakai wifi sekolah, tapi tetap kuota internet saya siapkan sebaik mungkin. Untuk persiapan kalau mati listrik, namun alhamdulillah itu tidak terjadi. 

Berjarak beberapa bulan pengumuman hasil seleksi akademik keluar, alhamdulillah beberapa dari kami dinyatakan lolos dan ada 2 yang terpanggil untuk mengikuti PPG Daljab (Dalam Jabatan) tahun ini, kebetulan dik Irfan dan saya yang terpanggil.

Padahal saat itu saya baru sebulan mengajar di Sekolah baru. Alhasil, semenjak PPG, 18 kelas yang saya ampu bergantian akan merasakan jamkos (jam kosong) dengan tagihan tugas :p. 

Ya, maklum kuliahnya bisa pagi atau siang. Setelah kuliah, harus mengerjakan tagihan tugas. Manajemen waktu yang baik sangatlah diperlukan, karena selain kuliah daring yang menyita waktu, kami masih harus memikirkan kelas, tugas tambahan dan yang paling utama, mengurus keluarga. Jadi, saran saya : komunikasi dengan keluarga dan kolega sangatlah penting.

Pernah saat itu tugas PPG sedang berat-beratnya dan bersamaan dengan terlaksananya program P5 untuk kelas X-XI. Kebetulan saya ditunjuk menjadi koordinator untuk 3 kelas. Wah, sakit perut saya, tidak bisa membayangkan kalau saya memikirkan itu sendiri. Bersyukurnya, koordinator lain dari mapel BK membantu saya dalam beberapa hal. Makasi ya, kolegaku. Selain itu, kelas yang saya ajar adalah kelas XII, jadi mereka selama 10 hari melaksanakan pembelajaran produktif. Wih, Tuhan emang maha baik ya.

Bagaimana dengan siswa? Jujur saya sering tidak enak hati harus meninggalkan mereka, walaupun saya yakin banyak juga yang menikmati. Ya gimana yah, sebagai guru baru dengan mapel baru, saya harus bisa menjaga marwah mapel Jerman di mata mereka. Ternyata, ada siswa yang entah usil atau  memang perhatian sudah menghitung berapa kali saya tidak masuk kelas. "Bu Fitri kenapa kami harus ditinggal terus?" wkwkwkwkw... 

Saya pernah mencoba, kuliah sambil mengajar, tapi hasilnya ya tidak maksimal. Malah ga dapat semuanya. Harus fokus salah satu dan bersabar. Kalau jadwal kuliah enak, saya tetap bisa masuk kelas. Kalau tidak, ya sudah, terpaksa saya beri tugas atau aktivitas yang bisa dikontrol secara daring. Maafkan saya ya siswa kelas XII yang dapat Jerman tahun ini di SMK N 1 MJ9. Sayang kalian... ehhhh

Namun, kalau bukan karena PPG, saya tidak akan banyak belajar. Ini memang doa saya. Masih teringat, ketika saya bingung gimana ngajar anak SMK yang basisnya pertanian, apa yang harus saya lakukan. Sempet putus asa, nangis di Kelas karena anaknya ramai ;p, dan lain-lain terus sempat terlintas dalam batin saya, pingin segera dapat komunitas untuk belajar ngajar supaya berkembang. Dan alhamdulillah..........................

Di Kelas PPG ini saya bisa mendapat inspirasi dari pengajar-pengajar Jerman yang telah berpengalaman. Matur sembah nuwun Gusti! Semoga bermanfaat terutama untuk pelajar Indonesia.. :)


Ya sudah, dilanjut lain hari ya.

*ditulis menjelang ujian komprehensif via zoom jam 10.51 tanggal 7 Oktober ditemani Mikha mungilku.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belajar Karena PPG"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D