Ke Dokter

Asuransi kesehatan merupakan hak dan kewajiban yang harus dimiliki serta dipatuhi seseorang yang tinggal di sini, Jerman. Begitulah peraturannya. Menurut hasil diskusi ane dan Gastmutter ane yang calon dokter itu, ada beberapa macam jenis asuransi di sini. Asuransi privat (AP) dan non privat (NP). AP biasanya dimiliki oleh orang kalangan menengah atas, sedangkan NP menengah ke bawah. Pada awalnya pemerintah Jerman memiliki tujuan, asuransi NP ditujukan untuk semua kalangan, dimana apa yang dibayarkan kalangan atas bisa dinikmati juga oleh kalangan bawah. Namun, kenyataannya kalangan atas banyak yang menjatuhkan pilihan ke AP. Gitu deh, berhubung ane cuma merujuk hasil diskusi dengan gastmutter, maaf kalo kurang mendalam.





Sebenernya,prolog di atas ane gunakan untuk membuka cerita ane hari ini. Semenjak dua minggu lalu ane mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kaki ane cedera. Kecelakaan yang ane derita ini disebabkan oleh kendaraan ane. Roller.


Kendaraan ini ane gunakan untuk menempuh jarak sepanjang 3 km, pp. Artinya 6km, waktu yang ane butuhkan jika dikalkulasikan 1 jam. Jadi, selama hidup di sini ane ga pernah naek motor, ane terbiasa untuk jalan, ngebis, nyepeda dan ngeroller. 

Suatu malam, ane terburu-buru untuk segera sampai di Rumah. Tak tahunya, ane mengalami kecelakaan berupa kepelintir. Hasilnya, telapak kaki ane sakit, susah digerakkan dan 3 hari setelahnya ada benjolan. Kaki ane membengakak.

Kebodohan ane adalah membiarkannya begitu saja, ane kira itu cuma sebentar. Berhubung tak kunjung sembuh ane lapor ma gastmutter ane. Berhubung doi calon dokter, ane diintrogasi sedetail mungkin. Hingga akhirnya ane diberikan terapi berupa pengompresan dengan es dan cairan bernama RITTERSPITZ.

4 Hari setelah terapi ane merasakan perubahan signifikan, namun oleh sebab adanya agenda nobar final piala dunia di Mainz, ane dipaksa oleh keadaan untuk banyak berjalan, hinggan terjadilah puncak kesakitan pada kaki ane.

Keesokan paginya, keadaan makin parah dan mencekam karena kaki ane betul-betul sakit. Diputuskanlah ane segera ke Dokter, namun sayang ane malah memilih pergi ke Ingelheim. Heheheh. 



Sampai akhirnya, ane baru bisa ke Dokter hari ini. Ngekek tiada tara, karena menurut ane kecelekaan ane ini tergolong sepele. Namun, gara-gara menyepelekan hal tsb ane kena semprot dan merasakan sakit sendiri.Ane ngerasa, semenjak di Jerman itu jadi sering berhubungan dengan dokter, kebetulan keluarga ane di sini rutin gitu deh ke dokter, soalnya kalo sampe ga ke dokter, mereka bisa dapat surat dari pemerintah yang menanyakan : Mengapa Ibu tidak membawa anak ibu ke dokter? Mohon segera buat janji! Gastmutter ane pernah sekali dapat surat begituan gara-gara lupa bawa dedek untuk periksa kesehatan rutin.

Oya, ni penampakan praktek tempat dokter di Kampung ane, jarak dari Rumah 100 m. Ane cuma dianter Gastmutter ane sampe ke resepsionis, terus ditinggal pulang. Glek.... 

Ane gak bawa hape, cuma bawa kertas lembaran asuransi ane. Heheh. Biar gratis. Sampe akhirnya ane dapat giliran en menjalani pemeriksaan. Ane ditanyain gimana, kenapa, rasanya? Ane diwanti-wanti tidak melakukan olahraga ekstrim dan jika masih parah ane harus di Rontgen. Hehehe. Iki keseleo buuuu....

Selesai diperiksa, asuransi ane di tandatangani dokter n ane suruh balik buat minta ttd mak angkat ane. Selesai. Gitu doank. Pengalaman pertama ane ke dokter disebabkan keseleo. Lucu, soalnya selama di Indonesia ane jarang periksa ke dokter. Terus? Yaudah gitu aja, ane cuma nggumun.
 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ke Dokter"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D