Review Seorang Tamu : Piring Terbang atau Standing Party?

Sebagai seorang tamu, saya berterima kasih pada Tuan Rumah yang sudi mengundang ke acara mereka. Walaupun tak begitu kenal, minimal mereka menganggap saya ada. Buktinya, undangan-undangan kondangan itu datang silih berganti. Saya senang sekali mendapat undangan semacam itu, bentuknya unik dan membuat saya banyak berpikir, mengapa undangan harus dibuat sebagus itu.

Hmm, tapi ternyata ada yang lebih menggelitik pikiran saya selain undangan. Apakah itu? Yaitu pada konsep pesta pernikahan yang mereka usung. Yap, pasti sudah tak asing dengan konsep standing party dan yang bukan. Saya pingin mereviewnya dari sisi seorang tamu biasa.

standing party 


Di Daerah saya, Boyolali, masih sering ditemui konsep pesta pernikahan yang tradisional. Menurut saya, biasanya ini dilaksanakan di Rumah dengan menyulap halaman atau tempat sekitarnya menjadi panggung dan penuh kursi-kursi. Tak perlu sewa gedung, cukup memasang tenda dan kain sebagai pembatas. Urusan makan, masih banyak yang memasrahkan pada orang terdekat, tetangga dan sekitar, yang sering dikenal dengan nama “Rewang”.


Biasanya acara seperti ini memerlukan waktu yang cukup lama, bisa dua sampai tiga jam. Dan kita harus sabar jika datang di Acara Hajatan ini. Saya pernah terlalu semangat memenuhi undangan yang tertulis jam 10. Tapi baru mulai jam 11.30 hahahaha. Beda kalau di Gedung, biasanya tidak terlalu lama, tapi ada juga dink yang lama.

Oke, fokus kali ini terletak pada konsep yang diusung. Saya mulai tertarik mengamati hal ini, karena pada suatu hari saat bertandang ke Sebuah hajatan yang acaranya baru berjalan setengah jam, orang di belakang saya sudah teriak demikian, “Panganane endi iki kok suwemen” yang artinya makanannya mana ini kok lama banget.

Saya langsung ketawa tanpa suara. Urusan perut emang susah ya? Hahaha. “Kok itu orang gak malu sih teriak gitu?” Batin saya. Saya pun kemudian rasan-rasan bersama beberapa orang tentang inti sebuah undangan hajatan.

Yang namanya datang memenuhi undangan nikah, jangan Cuma asal datang buat makan. Seenggaknya, kita juga tahu diri ikut acaranya dengan nikmat, walaupun gak semua selera kita. Lha udah diundang kok pinginnya Cuma makan sih. Sabar donk. Makan itu ibarat bonus kesabaran kita mengikuti acaranya.

Biasanya, yang marah-marah gini kalau konsep acaranya bukan standing party. Jadi pake konsep piring terbang, yang makananya akan diantar sampai tangan kita oleh para “Laden”. 

Apa enaknya pake konsep piring terbang?

  • Kita bisa duduk di Kursi dan makan dengan tenang
  • Tinggal diam dan sabar, kalau udah jadwal makanan pasti akan datang
  • Kita gak perlu antri ambil makanan, yang kita lakukan cukup dengan sabar menunggu piring itu samapai di tangan kita
  • Makan gak keburu-buru.

Gak enaknya? (Hehehe)

  • Kita gak bisa milih makanan
  • Porsinya biasanya sedikit
  • Gak bisa seenaknya langsung makan, karena harus nunggu
  • Minumnya biasanya Cuma segelas teh, kadang-kadang kalau ada ya minum air putih kemasan
  • Tempat makan gak bisa pindah-pindah
  • Gak bisa tambah

Intinya, acara kayak gini kita tinggal duduk seperti bos. Wahahah, nunggu diladeni, dan kalau udah selesai makan, piringnya bisa ditaruh di mana aja. Yang penting gak di Tengah Jalan.

Bagusnya acara kayak gini, suasana lebih terkondisikan.

Nah, sekarang kalau standing Party?

Enaknya

  • Bisa milih makanan yang mau kita ambil
  • Bisa bebas nambah kalo gak malu
  • Datang bisa langsung makan
  • Makan bisa pindah-pindah
  • Bisa ngobrol sama banyak orang
  • Bisa  nambah. 


Gak enaknya
  • Makan harus berdiri dan agak cepat (biar gak ditabrak belakangnya hahah)
  • Kalau menunya enak, harus sabar antri biar dapat makanan
  • Karena tangan Cuma dua, jadi ga bisa ambil dan bawa banyak barang-barang
  • Ramai, tempat yang strategis buat makan biasanya udah penuh
  • Fokusnya Cuma ke makanan terus hahah
  • menu beragam

Kesimpulan hadir ke acara nikahan dengan konsep ini :
  • Usahakan salaman sama yang punya hajatan, entah setelah atau sebelum makan, ini sebagai bentuk terimakasih karena udah diundang dan boleh makan sepuasnya.
  • Ini bukan keharusan sih, tapi kalau bisa, diusahakan nyumbang (kalau menerima sumbangan). Walau jumlah kecil, yang penting gak utang. Jangan dipaksakan sih, tapi gak ada salahnya kan timbal balik?
  • Usahakan jangan bawa banyak barang, cukup satu tas aja suapaya leluasa saat makan.
  • Jangan pakai rok sempit bagi yang cewek, nanti susah kalau mau rebutan makanan haha.
  • Sebelum datang, minimal perutnya uda diisi biar semangat.
  • Lebih enak datang sendiri atau bersama pasangan.
  • Gak usah tunggu-tungguan dan janjian mau ambil makanan A atau B. Bebasin aja, kamu mau makan A ya ambil A, teman mau makan B ya silahkan.
  • Jangan kalap
  • Jangan mengumpat dan menghina apapun menunya. Udah gratisan kok masih marah hahahah

Udah gitu aja sih reviewnya. Intinya, kalau udah diundang ya didatang donk dan berterimakasih karena sudah diundang. Nikmati acaranya dan gak perlu marah-marah. Kalau gak suka ya gausah datang ajaaah.




Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Review Seorang Tamu : Piring Terbang atau Standing Party? "

  1. Fitri salam kenal yaaa...wah baru aja kemarin aku bikin postingan mirip-mirip dengan ini. Kalo aku lebih menyoroti, mana yang lebih kamu sukai: Kondangan di Rumah apa di gedung?

    ReplyDelete

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D