Membuang keheranan

Ini udah hari ketiga dihitung dari kedatanganku tgl 17 Oktober tepat pukul 14.20 di Berlin.
Semenjak 16 Oktober, Fitri sudah berada di Jakarta untuk menunggu pesawatnya yang terbang 17 Okt 00:10.
Fitri mengatakan, hal yang terpenting sebelum keberangkatan adalah memesan tiket terlebih dahulu. "Bisa langsung via situs resmi pesawatnya atau lewat agen." tambahnya.
Perjalanan ke Jakarta ditempuh Fitri menggunakan buas Laju Prima dari Boyolali. "Saya kehabisan tiket kereta maupun pesawat." Jadi, pastikan kalian harus rinci dalam melaksanakan perjalanan. Jangan santai-santai, hahah. Ya, ada hikmahnya lah seenggaknya si Fitri dianter Pakleknya. Maklum saja, awalnya Fitri mau sok berani berangkat sendiri dengan menenteng 3 Tas. 1 Koper haji besar yang isinya disortir oleh Ibu dan Fitri sendiri setelah ditimbang hanya 15kg. Owww, enteng sekali dan 1 ransel juga 1 tas kecil pemberian adiknya yang didapat dari reuni akbar SMA N 1 Boyolali. Ulalala, Pun, ketika sampai di Berlin, mba Agata yang menjemput Fitri terhenyak, "Fitri, bringst du nur das?" "Ja, ist das Okay?."

Tiba di Berlin menggunakan Qatar Airways terasa menyenangkan setelah sampai di Bandaranya, Tegel, Fitri memeriksakan Paspornya lalu menunggu kopernya dari Bagasi. Fitri sempat khawatir dengan kopernya, alhamdulillah 15 menit kemudian kopernya berjalan sendiri ke arah Fitri.

Taraaaa, saat hendak ke Toilet, Fitri melihat namanya di sebuah papan nama, "FITRI ANANDA" dan Halllllllooooo wilkommen Fitri, kata Agata, gadis 25 tahun asal Polandia itu. Bla-bla-bla..

Sesampainya di Rumah baru, Fitri mandi, ganti baju, minum dan 1 jam kemudian langsung pergi. Fitri sempat bingung menggunakan alat-alat di Kamar mandi barunya yang modern itu. Uwww, ketika Fitri mengajak Agata pergi, Agata heran, heh moechtest du nicht einbisschen schlafen? Nein...... ich moechte spazierengehen. Wkakakaka.

Fitri pun pergi bersama Agata menjemput 2 Bayi lucu, hahaha.

Semua terasa bles bles bles was wis wus cepat sekali.... hari kedua di Jerman tanggal 18 Oktober, Fitri pergi ke Rathaus, Naek S-Bahn dan U-bahn (Walau masih bingung) dan membuka rekening Bank.

Syaratnya cuma, Passpor, surat keterangan dari Rathaus dan ke Bank aja. Di sana Fitri ditanya, Kowe iso bahasa Jerman po ra? "Ngece men bu...bu aku wes 4 tahun sinau ng PB Jerman mosok yo raiso." pikir Fitri hahahha.

Ya, jika tidak bisa berbahasa Jerman Bank menyediakan penerjemah bahasa Inggris, jika tidak bisa bahasa Inggris ya pembuka rekening harus mencari penerjemahnya. Ulalala, alhamdulillah Fitri ditangani oleh pegawai yang sangat ramah dan ditemani mba Agata.... Pegawainya sempat heran ketika Agata bilang, "Fitri ist ganz neu hier, sie ist gestern aus Indonesien gekommen, Bu."

Bla-bla, Fitri duduk dan dikasih minum diajak ngobrol dan tanda tangan, sekitar 20 menit semuanya jadi. Yeaaaaah. Punya rekening, seminggu lagi punya ATM. Atm dikirim per pos seminggu kemudian. Alay....


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Membuang keheranan"

  1. ihiiii, iyaaa hatimu ketinggal di Frankfurt ya fiiiiii, sampai jumpa di De habis wisudaaaa

    ReplyDelete

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D