Sudut Pandang Lain Perjalanan Kami #Berlin 1

Apa yang dipikirkan saat akan liburan?

  • 1.       Tiket
  • 2.       Akomodasi penginapan
  • 3.       Makan
  • 4.       Tempat tujuan wisata
  • 5.       Dll



3 poin pertama pada perjalanan ke Berlin kali itu sudah dijawab Tuhan sebelum Kiki dan Penulis berangkat. Sengaja, penulis ingin bercerita pengalaman campur-campur dari wisata kami dalam rangka jelajah dunia Eropa itu hehehe.

Kalo penulis simpulkan, perjalanan ke Berlin itu ibarat sepaket hadiah ulang tahun dari Tuhan buat kami berdua, Penulis yang ultah 14/4 dan Kiki yang ultahnya 28/4. Kebetulan yang sudah diatur dengan cerita yang mengesankan.


Tiket

Awalnya tuh Kiki pingin ke Berlin, penulis agak-agak kepingin, ya mungkin karena penulis sempat 2 bulan di Berlin jadi ada rasa yang agak-agak antara iya dan tidak. Beberapa kali berencana akhirnya kami memilih bulan April. Rencana awal sempat pingin naik bus, sempat pingin segera booking tiket kereta pulang pergi dari promosinya Deutsche Bahn (58 Euro), juga sempat pingin sehari aja di Berlin, serta sempat-sempat yang lain.



Tak dinyana tak disangka. Suatu hari kami mendapat kiriman pos dari Deutsche Bahn. Jarak kami menerima pos ini juga hampir bersamaan. Setelah dipahami, kami berdua sama-sama mendapat kupon Mitfahrer Gutschein. Kupon ini kami dapat karena kami merupakan pelanggan Bahncard dan agak sering berpergian dengan fasilitas yang ditawarkan Bahncard. Dengan Bahncard 50, kami bisa dapat potongan harga jika menaiki transportasi dari Deutsche Bahn.

Kupon yang kami dapat tu intinya beli 1 gratis 1. Nah, tanpa babibubebo, kami putuskan segera menukarkan kupon tersebut untuk tiket pergi ke Berlin dan tiket pulang dari Berlin. PP Berlin Mainz naik ICE, kereta super cepatnya Jerman Cuma habis 39 Euro/kepala. Ada cerita agak menggelikan sih waktu penukaran kupon itu. Penulis menukar di Stasiun Ingelheim, kenanya Cuma 29 Euro sedangkan Kiki kena 49 Euro di Mainz, sumpah sampe sekarang kami gak tahu apa sebab perbedaan itu. Si Kiki sampe pengen makan petugasnya tuh hahaha.

Penginapan

Selesai urusan tiket, kami pun mengurusi urusan inap menginap. Kebetulan kami 2 hari semalam di Berlin.  Hmmm, sebagai anak rantau kami berusaha untuk tidak menginap di Hotel maupun hostel hehehe. Alhamdulillah, kenalan dan kawan yang penulis kenal di Berlin bersedia memberikan tumpangan pada kami berdua. Pertamanya sih, kami bakal nginep di Tempat terpisah. Penulis dikamarkan di tempat mbak Odi dan Kiki diinapkan di kamar Endang.

Tapi yaaa emang namanya paket hadiah dari Tuhan, tiba-tiba ada kejutan di Hari kedatangan kami. Endang tiba-tiba bilang, kalo dia mau nginep tempat temennya dan kalo Kiki jadi nginep dia bakal tidur sendiri. Lhaa kok malah sendiri kan ya kasian to wkakaka, akhirnya tanpa kompromi panjang, penulis pun diizinkan nginep di tempat Endang. Percaya banged ya Endang, nginepin orang tanpa dia disampingnya. Terimakasih Endang!


Hal tersebut membuat penulis segera lobi mbak Odi dan memohon maaf atas absennya penulis di Kamarnya. Mbak Odi sebenernya udah ngundang penulis sejak lama buat main, ehhh sekalinya maen setelah lama gak ketemu malah penulis mbatalin gak jadi nginep, sorry mbak! Namun, sebagai gantinya pada sabtu malam penulis tetap berkunjung ke Mbak Odi. Alhamdulillah, dikasih bekal untuk makan Kiki dan penulis keesokan paginya.

Makan

Untuk amunisi perjalanan, stamina kuat adalah modal utama. Percuma kan bawa uang banyak, tapi waktu jalan-jalan malah pingsan. Bawa kamera bagus eh pas pose malah ambruk, heheh, naudzubillah. Untuk mengantisipasi hal-hal konyol, makan dan minum itu penting. Ya kan? Pada travelling ini, kami tidak mau mengeluarkan budget terlalu banyak untuk makan.

Hari pertama sesampainya di Berlin, kami sarapan masakan Asia di Depan Berlin HBF. Uang yang kami keluarkan sebesar 3,50 Euro. Sarapan ini bertahan sampai jam 17.00 kira-kira. Untuk bekal perjalanan, kami cukup sedia air minum 1,5 Liter yang harganya 0,99 itu.

Sorenya kami datang ke Kamar Endang. Kebetulan, rumah tinggalnya satu bangunan dengan masjid Al-falah Berlin. Hari itu (25/4) ada acara Muslimah Day di Masjid tsb. Kami sempat menengok masjid dan tergoda untuk jajan serta belanja. Hmm ini nih yang bikin pengeluaran membengkak. Kami beli risoles yang perbiji harganya 1 Euro, beli es campur, beli jilbab dan daleman jilbab. Kalap mukalap pokoknya.. Heheheh.


Di Masjid, penulis ketemu sama kawan-kawan yang dulu sempat ketemu di Berlin. Ketemu Mbak Nuri, orang yang njelasin penulis banyak hal dan tentunya mbak Odi yang banyak nolong penulis, hehehe. Kiki juga ketemu sama mbak Arsi, teman perjuangan ketika ujian di Goethe Institut. Keren ya? Akhirnya, mereka ketemu lagi di Berlin. Alhamdulillah.

Selesai acara, paket hadiah dari Tuhan datang lagi. Makanan utama yang dijual pada Muslimah Day masih sisa. Ada lauk yang berupa telur dan sambal. Panitia pun mengizinkan bagi mereka yang ingin membawa pulang. Tentu saja, kesempatan ini tidak kami sia-siakan. Kami pun membungkusnya untuk makan malam setelah lelah berjalan-jalan.

Di tempat Endang, kami pun disuguhi makan lagi. Ia menanak nasi untuk kami. Jadilah, makan malam kali itu kami tak keluar uang sepeserpun. Ya, pengeluaran kami malah banyak gara-gara belanja di Masjid. Hihiihi dasar wanita!

Malam sekitar pukul 21.00 penulis berkunjung ke Tempat mbak Odi. Setelah puas ngobrol, ia membekali makanan berat untuk sarapan esok hari. Jadinya, sarapan kami di hari kedua (26/4) adalah dengan mie goreng Indomie 2 bungkus (1 Euro) dan bekal dari mbak Odi. Alhamdulillah, pada hari kedua kami kenyang dan kuat melanjutkan perjalanan santai itu. Cuma niii, karena takut kelaparan pas pulang lagi ke Rumah, sorenya Kiki ngasih ide untuk beli donat sebanyak 12 biji di Dunkin Donuts. Harganya 12 Euro. Alhamdulillah bikin kenyang dan cukup di Jalan, malah sampai sisa 3.

Kalo diitung-itung pengeluaran kami di Berlin tidaklah sebanyak pengeluaran sebelum-sebelumnya, hanya saja kekalapan di Masjid itu sedikit menganggu kantong kami hehehe.



Terimakasih Tuhan untuk kadonya
Terimakasih kawan-kawan......
Terimakasih untuk pengalamannya.....



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sudut Pandang Lain Perjalanan Kami #Berlin 1"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D