Refleksi Pembelajaran Jerman Lewat Acara Ngborol barang Native Speaker

Ada sisi positif dan negatif yang didapat setelah melakukan praktik pembelajaran bahasa Jerman langsung bersama native speaker. Apakah itu? Saya mulai dari yang negatif dulu.

Disclaemer : Yang saya tulis berdasarkan pengalaman pembelajaran saya dan peserta didik di Sekolah lho ya.
Latihan Jerman dengan Orang Jerman
Latihan Jerman dengan Orang Jerman


Pembukaan 

Saat ini saya sedang bahagia, karena mata pelajaran bahasa Jerman diajarkan dari kelas X-XII. Nah, karena gurunya cuma 1, ya jadi ini hanya berlaku untuk satu angkatan saja. Wah, gak ngajar peserta didik baru donk? Iya nih, saya bakal ngajar kelas yang sama selama 3 tahun. 

Yap, setelah batal tatap muka dengan Native Speaker dari Jerman pada 2020 lalu dikarenakan pandemi, akhirnya terwujudlah pertemuan kami secara virtual melalui google meet.

Ngomong-ngomong, google meet yang kami gunakan ini adalah fasilitas dari akun pembelajaran yang kami punya dari kemendikbud. Jadi, pikiran tentang sewa akun premium supaya video konferensinya oke, bisa beres deh.

Native Speakernya kebetulan teman FSJ saya dulu, dia sekarang masih kuliah di salah satu Fachhochschule di Jerman dan secara spontan dia bersedia ngobrol dengan peserta didik saya ditengah perbedaan waktu 6 jam. Waw, waw terharu sekali. Maka dari itu, acara kami lakukan jam 19.00 WIB supaya dia merasa nyaman, gak kepagian gak kemalaman.

Tujuan acara ini ya tentu melatih mental dan ajang praktik buat peserta didik kelas XI yang bakal belajar Jerman sampai kelas XII, dan atau setelah lulus SMA, maka kalau bisa semuanya diatur oleh mereka. Nah, kemudian terbentuklah panitia dadakan pada Rabu (3/3) lalu. 

Panitianya ngapain? Ya, jadi moderator acara, operator dan bagian hiburan. Sebenernya, bisa kok dipegang sendiri aja, contoh saya tog yang ngurusin (bisa tapi pasti ribet). Tapi, ini kan ajang belajar lho... toh memang kolaborasi itu penting. Kalau ga ada panitia ini, gak tahu gimana deh jalannya acara. Danke sehr!

Apa isi acaranya? Sederhana sekali

acara Jerman SMA N 2 Boyolali
Rancangan acara ngobrol bareng bule Jerman sekolah




Inti 

Hmm, lalu apa sih hal negatif atau yang kurang dari adanya acara seperti ini?

  • Jujur ya, sebagai sebuah refleksi pembelajaran ternyata peserta didik memang perlu diasah kemampuan berbicara bahasa Jerman. Bahkan mengunakan kata Danke saja banyak yang tidak biasa, terbukti kalau didengar habis mereka bertanya ke Native, kebanyakan lebih suka mengatakan thank you. 
  • Ya diakui atau tidak, jalannya pembelajaran Jerman saya ternyata kurang maksimal. Bahkan untuk membaca Jerman saja, mereka masih kesulitan.
  • Saya sempat stress sendiri, wah pembelajaranku gimana nih, kok siswanya ngomong aja masih kaya gitu😌😐
  • Saya masih ikut campur jadi translator.
  • Banyak yang takut atau mungkin malas untuk praktik ngomong Jerman. Faktor ini bisa disebabkan beberapa hal :
Waktu pelaksanaan yang kurang pas, 1-10 Maret itu adalah waktu Penilaian Tengah Semester (PTS) atau Ujian Tengah Semester (UTS).


  1. Dilakukan jam 19.00 dan hari Jumat, mungkin mereka lelah dan ingin refresh otak setelah dari senin ujian terus.
  2. Acara kurang menarik karena hanya tanya jawab, kurang gambar, video, dll.
  3. Memang tidak tertarik Jerman
  4. Malas menunggu
  5. Kuota tidak mencukupi
  6. Jaringan internet semakin malam semakin jelek
  7. bingung mau ngapain
Sebagai guru saat itu saya kurang berani memaksa, iya bener, saya pekewuh memaksa mereka semua untuk JOIN acara ini. Redaksi pengantar undangan via Whatsapp dan Google Classroom tergolong lunak, "diharapkan partisipasinya, yang terkendala fasilitas, kuota, dll bisa dimaklumi".

Harusnya saya lebih berani memaksa hahaha

Kalau Positifnya?

  • Moderator acara ini luar biasa, jelas dan interaktif. Jadi kan ada 2 anak nih, satunya bahasa Jerman dan Indonesia. Kalimatnya bisa dimengerti.
  • Operatornya juga handal. Lihat nih proses kami. Saya yakin mereka-mereka ini berpotensi jadi leader nantinya.



  • Masih ada peserta didik yang bermental baja, berani dan mau mencoba
  • Masih ada energi positif yang disalurkan peserta didik pada acara ini
  • Masih ada yang menghargai proses belajar, Narasumber salah satunya
  • Masih ada peserta didik yang mendukung acara ini, walau mereka tidak mau join google meet yang kapasitasnya 100 orang itu, mereka tetap gabung via Youtube stream.
  • Masih ada Guru-guru lain yang mengapresiasi acara semacam ini. 
  • Untuk permulaan, ini berjalan baik.
  • Ini betul-betul bisa jadi tempat refleksi diri buat saya sebagai guru bahasa Jerman di Sebuah sekolah Negeri
  • Masih ada anak-anak yang mau melejitkan potensinya. 
  • Saat acara dimulai, saya bangga luar biasa terhadap kemampuan peserta didik mengomando acara ini.


  • Ada semangat baru ketika acara ini selesai.
  • Saya sedikit menghibur diri bahwa Aller Anfang ist schwer (semua permulaan itu sulit) dan apapun yang telah terjadi saya masih bisa bersyukur dengan pencapaian proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
  • Harapannya, mereka bisa menangkap maksud guru bahwa ini tidak hanya sebatas ajang praktik tanya jawab, tapi bisa jadi inspirasi dan motivasi. hahahah
  • Kalau peserta didik kelas XI ada yang baca ini, saya baru bisa bilang terima kasih untuk kebersamaan ini dan semua proses yang sudah dan akan kita lalui. Sukses dengan jalanmu, kak. πŸ’–πŸ’–πŸ’– Gurumu gak akan kapok, lihat aja ntar ada lagi hahahahhahaha.
Mungkin ada yang berminat lihat gambaran acara secara tertulis, sekaligus isi rapat dengan panitia.

*saya uda upload di google doc, tampilan kalau disematkan kecil banget. Hmmm



rundown acara Jerman SMA N 2 Boyolali
acara Jerman sekolah

rundown acara Jerman SMA N 2 Boyolali
acara Jerman sekolah

rundown acara Jerman SMA N 2 Boyolali
acara Jerman sekolah






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Refleksi Pembelajaran Jerman Lewat Acara Ngborol barang Native Speaker "

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D