Bikin Kue Jerman Saat Pembelajaran
Membuat Kue Jerman Bersama Murid
Proyek membuat kue Jerman ini sebenarnya sudah saya rencanakan sejak setahun yang lalu!
Bahkan, menu dan link video masaknya dari YouTube sudah sempat saya kirim ke grup WhatsApp kelas. Tapi jujur, waktu itu saya masih bingung: gimana eksekusinya nanti? Gimana caranya biar nuansa “Jerman-nya” dapat, tapi kuenya juga benar-benar jadi? Akhirnya cuma sempat bilang ke anak-anak, “Yok, kapan-kapan kita buat, ya.”
![]() |
| Bretzel |
Mengajar di SMK itu memang penuh tantangan. Di satu sisi saya pengin pembelajaran bahasa Jerman terasa hidup, di sisi lain, saya juga ingin proyek yang nyambung dengan jurusan mereka. Ide-ide semacam ini baru benar-benar muncul setelah saya aktif mengajar. Hehehe.
Sebelumnya, saya sempat kebagian kelas XII, yang ketemunya cuma sebentar, itupun setelah mereka selesai PKL. Jadi ya, belum sempat bikin proyek apa-apa waktu itu.
Nah, ketika saya mulai mengajar di jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, ide ini langsung muncul kuat. Jurusan ini punya laboratorium bakery yang super lengkap! Sudah gak tahan memendam uneg-uneg, akhirnya saya sampaikan ide membuat kue Jerman ini ke murid.
Awalnya saya agak pesimis karena otomatis bahan-bahan harus dibawa sendiri, dan mereka mesti iuran mandiri. Takutnya malah bikin mereka malas. Eh, ternyata dugaan saya salah! Respon mereka justru kebalikannya: antusias banget.
Beberapa sampai bilang, “Wong, kami di rumah juga ada bahan-bahannya, kok, Frau. Tinggal ambil aja!”
Persiapan
Saya mulai menyusun urutan pembelajarannya. Gak mungkin dong langsung praktik di lab bakery tanpa persiapan. Saya diskusi dulu dengan pihak jurusan, apakah lab bisa dipakai tanggal 4 November selama sepuluh jam. Selain itu, saya juga harus minta izin ke guru lain di hari itu. Setelah semuanya beres, kami lanjut diskusi kelas.
Sebagai pemantik, saya menyiapkan LKPD – Deutsch im Backlabor (hasil kolaborasi ide dan AI juga, hehe).
Tema:
Wir backen Bretzel und Butterkekse! (Kita membuat Bretzel dan Kue Mentega!)
Tapi dalam perjalanannya, nambah satu menu lagi: Apfelkuchen, alias kue apel.
Tujuan Pembelajaran:
-
Mengenal kosakata bahan dan alat membuat kue dalam bahasa Jerman.
-
Memahami isi resep sederhana berbahasa Jerman.
-
Mengikuti perintah sederhana dalam bahasa Jerman.
-
Menyanyikan lagu “Backe, backe Kuchen.”
-
Mempraktikkan pembuatan kue Jerman sederhana di lab bakery.
Bagian A – Lied: Backe, backe Kuchen
Anak-anak saya minta menyanyikan lagu ini sambil memperhatikan kosakata bahan yang muncul.
(Lagu klasik banget, tapi seru!)
Backe, backe Kuchen,
Der Bäcker hat gerufen.
Wer will guten Kuchen backen,
Der muss haben sieben Sachen:
Eier und Schmalz,
Butter und Salz,
Milch und Mehl,
Safran macht den Kuchen gelb.
Schieb, schieb in’n Ofen ’nein!
Bagian B – Kosakata Penting
Mereka menulis kosakata bahan dan alat yang muncul dari lagu.
Beberapa malah heboh sendiri karena ternyata “Mehl” itu tepung, bukan “meal”.
Bagian C – Pembagian Kelompok
Kami sepakat membuat 6 kelompok, karena ada 3 menu, dan masing-masing menu akan dikerjakan oleh dua kelompok. Waktu bagi kelompok, saya sengaja pakai cara iseng: saya bagi 6 jenis permen ke seluruh siswa. Mereka baru sadar kalau permen dengan merek yang sama harus gabung jadi satu kelompok.
Tentu aja ada yang protes, ada yang minta tukar permen, ada juga yang maksa pindah. Tapi ya, selama jumlah anggotanya seimbang, saya izinkan. FYI, di kelas ini 95% siswinya perempuan, cowoknya cuma dua orang! Lucunya, dua cowok ini ternyata dapet permen yang sama, jadi otomatis sekelompok.
Bagian D – Pembagian MenuMenu dibagi acak: Bretzel, Butterkekse, dan Apfelkuchen.
Setelah dapat menu, tiap kelompok langsung bergerak mencari resep. Saya sudah kirim referensi dari Cookpad, tapi mereka saya bebaskan kalau mau cari resep lain yang lebih gampang.
Dan seperti yang bisa ditebak, mereka jauh lebih ahli soal beginian dibanding saya. Hehehe.
Hari Praktik Tiba
Akhirnya, hari yang ditunggu datang juga!
Saya gak sendiri, tapi didampingi Mbak Nurna, laboran yang juga jago banget soal perkuean.
Mbak Nurna minta saya menyiapkan catatan prosedur lengkap: mulai dari resep, alat, bahan, sampai suhu oven yang dibutuhkan.
Ternyata, Bretzel paling lama prosesnya karena adonan harus didiamkan dulu 40 menit.
Sedangkan Apfelkuchen malah paling cepat jadi. Ada juga satu kelompok yang salah ambil cetakan dan hasilnya, bagian atas kuenya gak matang. Tapi gak apa-apa, justru dari situ mereka belajar. Terus, saran mbak Nurna, kuenya dioven ulang, eh gak taunya hasilnya malah enak banged. Kayu manisnya kerasa banged.
![]() |
| Butterkerse |
Penutup
Yang bikin saya senang, mereka benar-benar menikmati prosesnya.
Karena praktik ini nyambung dengan jurusan mereka, semangatnya beda. Mereka penasaran, tertawa, kerja sama, dan bahkan minta buat lagi proyek serupa.
Bagi saya, hari itu bukan cuma tentang “belajar bahasa Jerman lewat resep kue”, tapi juga tentang menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata mereka.
Tentang bagaimana “Frau” yang ga bisa masak ini dan murid-muridnya diajak belajar dengan tepung di tangan dan tawa di udara. Cakep. Kenyang juga bonusnya :D/
Kuenya gak dijual, kami nikmati sendiri. Kami bagikan juga untuk guru yang jamnya saya minta dan tentu saja, untuk guru-guru jurusan.
Ide apalagi yang bisa dilakukan untuk jurusan lain?
.jpg)


0 Response to "Bikin Kue Jerman Saat Pembelajaran "
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D