BTS KBM Jerman : Sejam Jadi Mahasiswa

Menjadi guru bahasa Jerman di Sekolah Negeri itu penuh tantangan. Banyaklah, saya belum bisa cerita detail sekarang, tunggu beberapa waktu, riset, supaya nulisnya bisa netral. Semoga ya rencana ini bisa terlaksana.

Masa pandemi yang mengharuskan guru dan peserta didik belajar tanpa sering tatap muka, membuat saya pernah jatuh dalam kubangan jenuh. Sampai rasanya saya malas berbuat sesuatu. Saya merasa perlu yang baru, rehat sejenak dari semua yang dilalui tapi tidak ditinggal tidur. Lah gimana sih..

Untuk menjaga semangat itu, memang harus mau mencoba dan mengawali, karena jika hanya ditunda cuma jadi sesuatu yang fana. Satu acara pun akhirnya terlaksana, padahal kalau dipikir ini sudah lama jadi bayangan. Alhamdulillah, Tuhan memberi jalan. 

atau lihat acaranya di Youtube ya



Lagi-lagi setelah acara pertama menjadi nyata, saya masih saja bisa bersedih walau sebentar, pasalnya respon peserta didik belum sesuai harapan. Walau tentu, saya bersyukur minimal acaranya tidak gagal. Saya kurang berani untuk memaksa mereka ikut acara tersebut. Lha ya sih, itung-itung dulu masih uji coba.

Belajar dari acara pertama, saya berdoa pada Tuhan supaya diberi jalan terang. Dimulai dari hal kecil dulu, yaitu :

  • Pembentukan panitia. Saya belum berniat mengganti personelnya karena beberapa hal. Jumlahnya ada 7 sama saya, tugasnya ada yang jadi moderator, operator,  distributor dan peminta tolong (saya hahah).

    Perkenalkan ada Habibi dan Dika, mereka moderator, Habibi spesialis bahasa Jerman (aamin) dan Dika bahasa Indonesia serta pengatur acara (aamin). Monggo dilihat saja gaya mereka ya. Saya dalam diam terharu lho.

    Operator berjumlah dua, Hanna dan Jeannice. Hanna bagian atur streaming youtube dan Jeannice bagian google meet. 

    Distributor link dipegang Okta. Tugasnya masuk 9 grup Whatsapp (WA) kelas dan memastikan semua link sampai ke grup. Kenapa? Karena pertemuan sebelumnya ada lho satu kelas yang ga dapat link google meet, makanya mereka cuma masuk via youtube.

  • Penentuan hari terlaksananya virtual meeting. Setelah gonta-ganti hari, maka hari pertama puasa menjadi jawabannya. Ini saya baru sadar kalau itu hari pertama puasa ya 3 hari menjelang pelaksaan. Ada resiko yang belakangan baru saya pikir, hmm ya nanti kalau banyak yang gak ikut karena ketiduran ya saya harus maklum/

  • Penentuan nama acara. Spontan aja di sela-sela pusingnya mau ikut lomba, kepikiran Pertemuan Tatap Muka, tugas ngonten sukarela ;p, muncullah Sehari Jadi Mahasiswa di kepala, tapi karena acara cuma sejam yauda diganti jadi satu jam jadi Mahasiswa (Eine Stunde als Student/in).

kbm jerman sma n 2 boyolali
KBM Jerman SMAN2Boyolali

  • Permintaan legalitas acara dari pihak wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dan kepala sekolah. Ini cara untuk menggaet pemirsa di Sekolah Negeri lho. Dengan cara seperti ini alhamdulillah pesertanya lebih banyak, tapi masih aja lho ada yang gak ikut. Yang ga ikut diapain? Ya dikasih sanksi kecil saja dan yang ikut sebagai apresiasinya boleh bebas ngapain aja saat jam mapel Jerman. 
Bagaimana jalan acaranya? Lihat saja ya :D




Keseluruhan acara? Membahagiakan! Peserta didik  senang dengan dosennya, karena lebih luwes, ya maklum sih kan spesialis pengajar Jerman sebagai bahasa asing, ditambah pak Jan juga bisa bahasa Indonesia.

Terima kasih apresiasinya untuk alumni, adik kelas X dan beberapa guru Jerman sekolah lain yang ikut hadir.

Semangat? Bismillah!


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BTS KBM Jerman : Sejam Jadi Mahasiswa"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D