Cerita Awal Tahun

Ada banyak hal yang belum saya tulis, jujur saja saya terlalu menikmati ini. Saya mulai los, santai, tidak terlalu banyak tuntutan. Gak tahu, mungkin ini efek gak ngajar di Kelas secara langsung selama hampir setahun. Berdampak sekali ternyata. Ya, walau begitu, saya malah kembali membuka kursus bahasa Jerman secara privat. Ada hikmahnya juga, saya jadi fokus belajar lagi. 

Sempat minder lho, waktu ikut Basisseminar Multiplikator. Ga ngajar tapi kok bisa jadi Multi. Pindah dari SMA ke SMK betul-betul banyak perubahan. Adaptasi dan menerima kenyataan yang ada cukup lama. Terlihat bahagia di Luar, tapi dari dalam saya banyak pikiran. Hehehe.... Saya sempat sering menangisi semuanya, tapi di satu sisi banyak hal baru dan harapan lama yang terkabul ketika saya ngajar di SMK. 

curhat random
curhat random


Saat ini saya lagi cuti melahirkan. Sebelum cuti, banyak sesuatu baru yang saya jalani. Salah satunya adalah menjadi Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi 30 anak dengan berbagai jurusan. Guru baru SMK, ngajar bahasa Jerman, terus tahun kedua jadi pembimbing PKl dengan jumlah terbanyak pula. Yang unik, beberapa siswa bimbingan ini punya track record luar biasa. Nangis??? Oya, tentu saja. Saya shock ketika harus ke Industri (untung ditemani guru BK pak Haryadi) untuk menyelesaikan masalah kedisiplinan siswa. Saya marah dengan keadaan dan selalu saja membandingkan dengan suasana SMA. Hahah, saya tahu ini bagian dari adaptasi kok. Akhir cerita, dalam kurun waktu 6 bulan ini, si anak berubah lebih disiplin. 

Itu baru satu, ada lagi yang lain tapi gak akan saya ceritakan dengan detail. Tensi saya jadi naik kalau mengingat hal itu. Saya merasa sendirian, walau ada pendampingan. Kalau disuruh memilih, tentu saya akan dengan senang mengajar bahasa Jerman saja di Kelas. Hmmm, namun lagi-lagi saya tersadar, kalau tidak dipertemukan dengan keadaan demikian, bisa jadi saya gak banyak belajar, gak punya pengalaman, gak punya cerita gokil, heheh.

Semua yang saya alami pada 2023 menjadi bagian indah dalam perkembangan diri sebagai seorang guru. Saat saya tidak mengajar di Kelas, Tuhan memberi kesempatan saya mengikuti banyak kegiatan seperti pelatihan calon guru penggerak, pelatihan sesuai keinginan dan yang paling seru adalah jadi koordinator majalah digital sekolah.

Ini menantang! Saya yang biasanya tunjak tunjuk siswa ketika di SMA, kini harus berubah haluan. Melibatkan siswa? Tentu, tapi saya kesulitan memilih, hingga akhirnya saya diperkenalkan oleh bu KIki pada seorang gadis aktif dan cerdas bernama Shelvi yang membuat harapan saya hidup kembali. Dia dan Fahri, saya angkat jadi wartawan siswa. 

Majalah digital sekolah pun lahir kembali. Silakan cek di www.smkn1mojosongo. Oya, saya tidak sendiri, ada dua rekan handal yang mendampingi kegilaan saya. Karena saya merasa tidak mengajar, maka saya sengaja mendedikasikan 75 % pikiran untuk terbitnya majalah ini.

Setelah pusing-pusing, puji syukur majalah ini sudah terbit dua kali. Saya harap, bisa rutin terbit dan makin banyak menggandeng siswa potensial untuk menggarapnya. Baiklah, saya akhiri cerita hari ini. Disambung entah kapan lagi, saya mau menikmati cuti dengan menjadi Ibu yang tetap mengurusi Mikhi sembari menunggu kelahiran adiknya. woakakakakkak, bdw saya tak menyangka ada di fase ini. Terima kasih, Tuhan.... 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Awal Tahun"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D