Alasan Butuh Asisten Momong Bayi

Sebelum saya menulis ini, banyak hal terjadi terkait anak di awal tahun 2024. Berita viral seperti bayi 16 bulan meninggal karena ditelantarkan ibunya selama 10 hari, anak selebgram dianiaya pengasuh, dan masih banyak lagi. Saya sempat takut dan berpikir aneh-aneh, solusi terbaik adalah batasi akses media sosial dan fokus dengan pilihan yang sedang dijalani. Hasilnya lebih tenang dan fokus.

pipit anake dua
pipit anake dua


Perubahan

2018 ke 2024 bukanlah waktu singkat ternyata, banyak hal telah berubah. Anak pertama saya dulu banyak sekali yang ikut momong, sehingga saya sekeluarga tak perlu menyewa jasa asisten pengasuh atau di Sini saya sebut momong aja ya. Dahulu, mertua masih fit, adik ipar masih kerja di Rumah, ada budhenya, suami juga kerja di Rumah. 

Dengan berbagai pertimbangan dan diskusi, kami fix menyewa jasa pengasuh yang mana bukan dari yayasan, tapi tetangga sendiri. Pengasuh akan datang pagi dan kemudian pulang saat saya sudah di Rumah. Track recordnya sudah jelas, karena kebetulan sebelumnya juga ikut momong anak sepupu saya.

Alasan Butuh Asisten Momong

Walau bekerja di Rumah, jam kerja suami juga dimulai pagi sampai sore. Seandainya disambi dengan momong bayi full, maka akan ada yang terbengkalai, entah mungkin rotinya gosong atau durasi bekerjanya jadi lama, dan bisa juga bayi kurang perhatian.

Saya sendiri kerja mulai pagi sampai sore dan ya walaupun dekat, saya tidak mau banyak pulang sebelum jamnya. Pekerjaan di Sekolah harus bisa selesai di Sekolah, kalau saya banyak pulang otomatis nanti akan terbalik-balik deh.

Kolaborasi

Kami mulai merasa bahwa dengan bertambahnya jumlah anak, perhatian kami pada anak-anak harus seimbang. Anak pertama? Ya, sering cemburu. Kami masih belajar dan adaptasi sih, tapi serius dengan adanya tambahan bantuan momong, semuanya lebih terkendali.

Untuk urusan manajeman ASI dan menuangkan ASI ke botol tetap saya sendiri yang melakukan, karena kurang mantab kalau dijalankan orang lain termasuk suami, hehehe. Makanya nih, pagi-pagi teman akrab saya adalah botol ASI heheheh.

Urusan lain bisa kami bagi-bagi, seperti cuci baju, setrika, memandikan anak, belanja, antar jemput anak pertama, dll. Saya berterima kasih pada Tuhan atas segalanya, karena saat ini saya diberi banyak kelonggaran, kesempatan untuk berbenah jadi ibu dan juga bisa ada waktu untuk berkembang sebagai guru.

Selama saya di Sekolah, suami dan mertua tetap ikut mengawasi proses permomongan anak-anak.

Ibu Tetap Saya

Adanya asisten momong tidak serta merta mengubah status, pokoknya saya berusaha tetap hadir untuk si bayi dan selalu berdoa diberi kemudahan untuk menghandel semuanya. Beberapa hal harus saya tunda dulu, contoh mengikhlaskan kegiatan yang harus menginap. Menggiurkan tentunya untuk perkembangan karir, tapi pasti ada saatnya, saya sudah sering terlalu ambis dalam bekerja, biarlah sekarang saya ambis jadi istri dan ibu eaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Pulang terlalu malam juga saya hindari, jika terpaksa pulang malam, mending saya bawa anak sekalian untuk disambi bekerja. 

Ya Allah semoga kau mudahkan segalanya.

Bersambung

Ditulis cepat sebelum lelah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Alasan Butuh Asisten Momong Bayi"

Post a Comment

Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D